DONGENG UNTUK ANAK

Bercerita kepada seorang anak diyakini bisa membawa dampak yang lebih positif dibandingkan dengan membiarkan mereka mendengar dari media-media yang lebih modern.
Banyaknya pilihan media juga cenderung membuat orangtua membiarkan anaknya didongengi oleh film, acara TV, musik, buku, komik, internet, dan game yang belum tentu sesuai perkembangan usia mereka dan nilai-nilai yang ingin ditanamkan orangtua kepada anaknya.harus diingat adalah bahwa bercerita tidak sama dengan membacakan cerita.
Bercerita lebih dari sekedar membacakan cerita, dalam bercerita, itu berarti kita menghidupkan kembali kisah dengan menggunakan beragam keterampilan dan alat bantu, seperti lewat gambar, boneka, pengubahan suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, menjadi sangat penting dalam proses bercerita.
Yang paling membedakan bercerita dan membacakan cerita adalah dimungkinkannya interaksi antara pencerita dan pendengar dari awal hingga akhir aktivitas bercerita.
jika keterampilan, alat bantu, dapat digunakan dengan baik, banyak manfaat yang bisa diperoleh anak, dan juga orangtua sebagai pencerita.
dengan berbagi dan menciptakan pengalaman bersama anak dengan melalui bantuan cerita secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan anak menafsirkan peristiwa yang ada di luar pengalaman langsungnya.

Anak tidak perlu mengalami sendiri kejadian-kejadian berbahaya untuk memahami adanya bahaya..
Untuk itu kita sebagai orangtua dituntut untuk dapat memperkenalkan pola bahasa lisan kepada anak.Karena seorang anak butuh pengalaman yang luas mengenai bahasa agar bisa belajar membaca dan menjadi pembaca yang unggul.Dengan bercerita, berarti orangtua telah membantu anaknya mengembangkan kemampuan pengelolaan dirinya melalui pemberian struktur bagi khayalan dan fantasinya.