9 Jun 2010

GAYA MENDIDIK ANAK

Adalah hal yang sangat umum terjadi jika sepasang orangtua memiliki gaya mendidik anak yang berbeda. Misal, salah seorang dari orangtua memiliki sifat otoriter dan yang satunya lagi tipe santai. Jika tak segera disinkronisasi, anak-anak dan pernikahan Anda bisa menderita.
Apa yang harus dilakukan?

Ketika gaya mendidik Anda berbeda dari pasangan, bisa terjadi ketegangan tinggi di antara Anda dan pasangan. Misal, Anda yang tak setuju dengan suami yang selalu memberikan "ancaman kosong" atau gertakan jika si kecil tidak mau diatur. Contoh, saat si kecil tidak mau diatur di supermarket, dan si suami mengancam tidak akan mengajak si kecil ke Dufan liburan nanti. Padahal, hal itu cuma gertakan kosong, dan pada saat liburan pun, si kecil tetap dibawa meski ia sempat nakal di supermarket. Sementara Anda, lebih percaya kepada kesepakatan yang realistis dan tak bisa membayangkan harus menghardik atau mengancam anak di tengah-tengah ruang publik.

Barbara Frazier, MSW, pekerja sosial dan terapis di Gaineville, Florida mengatakan, "Banyak pasangan yang berbeda dalam cara merawat dan mengasuh anak. Dan hal ini lama kelamaan akan menjadi masalah. Ini adalah hal yang wajar, namun yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perbedaannya."

Tiga Tipe Orangtua
Para konselor keluarga membagi tipe orangtua dalam 3 kategori; otoriter (tipe yang sangat mengutamakan kepatuhan anak), permisif (tipe yang hanya memberikan sedikit panduan untuk si anak karena takut membuat si anak merasa takut atau marah), dan otoritatif (yang mampu menyeimbangkan atau mencampur nada bersahabat dengan membatasi setting yang konsisten).

Dalam dunia yang ideal, kedua orangtua memiliki gaya otoritatif, karena hal tersebut adalah gambaran ideal hubungan yang sehat. Apa yang membuat perbedaan dalam tipe orangtua menjadi sulit adalah karena hal tersebut terbentuk dari hal-hal di bawah alam sadar. Beberapa studi mengatakan, kita membentuk pandangan mengenai bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak berdasarkan pengalaman mereka. Misal, ada yang tak setuju dengan bagaimana cara mereka dididik oleh orangtuanya dulu, hingga, saat memiliki anak, mereka berjanji pada diri sendiri tak akan mendidik anaknya dengan cara tersebut. Tapi ada pula yang sebaliknya, yang merasa setuju dengan cara orangtuanya mendidik dirinya, lalu ia melakukan hal yang sama.
 

"Perbedaan dalam cara mendidik dan mengasuh anak bisa jadi hal yang bagus, asalkan tak terlalu jauh berbeda. Hal ini memberikan si anak cara pandang yang lebih luas mengenai nilai para orangtua dan kesempatan untuk memiliki hubungan spesifik dan spesial dengan masing-masing orangtua. Asalkan kedua orangtua masih bisa bersatu dan sepakat akan hal-hal lain, ini bisa jadi hal yang menyehatkan."

Menjembatani Perbedaan Tipe Orangtua
Apa yang bisa pasangan dengan masalah dalam perbedaan tipe orangtua lakukan untuk membantu anak-anaknya tetap terjaga? Frazier mengatakan, orangtua bisa mencoba mencari jawaban ke konseling. Terapis profesional bisa membantu kedua orangtua mengerti bahwa pengalaman mereka di masa kecil bisa memengaruhi cara mereka mengasuh dan menghadapi anak mereka, juga bagaimana menghadapi perbedaan pendapat dalam cara yang sehat. Yang lebih penting lagi, jangan pernah membawa anak dalam perdebatan dengan pasangan. Apalagi menyuruh anak memilih salah satu sisi, atau bertengkar di depan mereka, karena hal tersebut berpotensi merusak pertumbuhan mental anak. Jika memang ada yang ingin diperdebatkan, coba lakukan hal tersebut di lain kesempatan, tidak di depan anak.

bontang,kaltim

19 komentar:

  1. Wah sob ane belom punya anak nih,do'ain yah semoga cepet dapet jodoh hehe...nice post.

    BalasHapus
  2. daLam mendidik anak maka tercetusLah pengaLaman adaLah guru yang paLing berharga (seperti pada di akhir kaLimat pada tuLisan di atas), tetapi hendak juga diseimbangan dengan isi tuLisan di awaL sampai tengah pada tuLisan tersebut.
    terima kasih atas informasinya. bisa untuk persiapan jadi orang tua nih, tapi kapan yua?. hehehehe....

    BalasHapus
  3. Met pagi kawan...membentuk karakter anak sjak kecil sgat lh baik bagi masa dpan si anak agar si anak tau apa yg hrs di lakukannya ketika besar kelak...good post kawan...tp ane blm punya ank ni,kpan ya???sukses selalu

    BalasHapus
  4. i love the picture... so sweet!!!

    BalasHapus
  5. @goeztcool:oke ane doainn lkas dpt jdoh n punya anak..
    @om rame:okelah klo begono om....
    @arief:di carilah wal...maka balikpapan tehambur bebinian...

    BalasHapus
  6. anak dilahirkan dalam keadaan suci dan putih, maka akan menjadi berwarna apa kelak, tergantung dari orang tua dan lingkungannya

    BalasHapus
  7. kaLo yang nuLis postingan ini dari kategori tipe orang tua yang mana?

    BalasHapus
  8. orang tua memang harus bijaksana dlm mendidik anak.. mendidik dg benar tanpa ada kekerasan.. tetapi jgn juga terlalu dimanjakan.. ;)

    BalasHapus
  9. @pakies:tergantung bgmn kita mengarahkan dgn baik..
    @om rame:berjalan seiring waktu yg pasti dgn jln terbaik om..
    @andi:betul..ada batasan dlm memanjakan...

    BalasHapus
  10. nice om grec...
    ntr lah ane cobain klo dah punya anak :)
    smoga j odonks bisa menjadi orang tua yg baik buat anak... :)

    BalasHapus
  11. Gambarnya itu lucu dan bagus boz.
    Mak nyus tenan

    BalasHapus
  12. wah ... aku aja baru lulus sekolah nih.... belum kepikiran nikah, apalagi ngurus anak .... tapi g apa2 deh lumayan tips nya .... makasih pren

    BalasHapus
  13. Eum aku belum punya anak Sob...tp klo dari cara orang tuaku dulu sih.... aku rasa yg paling tepat ya ga usah digampar atau dikerasin yg penting nunjukin bahwa mereka sayang aja....urusan si anak bandel ntar juga pasti mikir sendiri kaya aku dulu haha.........

    Wah sebelumnya maaf bgt aku baru bisa mampir ..... Sukses slalU!!!

    BalasHapus
  14. gambar bonekanya lucu banget ya?

    BalasHapus
  15. semoga para orang tua bisa mendidik anak nya dengan baik...

    BalasHapus
  16. kalo di indonesia udah ada lembaga konseling khusus buat ortu ga ya?

    BalasHapus
  17. terima kasih informasinya mas, gambaran untukku suatu saat kelak.

    BalasHapus