8 Agu 2010
JIKA SERING DI LATIH,PASTI BISA
“Duh, kok kemaraunya gak berhenti-berhenti yah”, keluh Kaka si kancil.
“Iya nih”, jawab Kuri si kura-kura lirih, “kalau begini terus dua tiga hari lagi persediaan makanan kita bakal habis.”
Kaka dan Kuri memang tinggal bersama. Mereka membuat rumah yang cukup nyaman di dalam sebuah gua kecil. Di sekitar gua sejatinya banyak ditumbuhi tanaman-tanaman yang menjadi pengisi perut mereka sehari-hari. Namun sayangnya, sejak beberapa minggu terakhir ini, panas yang berkepanjangan melanda, sehingga sedikit demi sedikit tanaman yang ada mati kekeringan.
“Coba kita bisa memancing seperti pak Beri Beruang”, lanjut Kuri, “pastinya kita tidak perlu pusing seperti ini.”
BRAKKKK!!!!
Kaka tiba-tiba meloncat dari kursinya hingga tidak sengaja menjatuhkan kursi tersebut.
“Aku ada ide!”, teriak Kaka dengan semangat ‘45.
“Ada ide ya ada ide”, gerutu Kuri yang sempat jantungan gara-gara ulah Kaka tadi, “tapi jangan bikin aku mati muda dong.”
“Dengar dulu”, potong Kaka sebelum Kuri melanjutkan omelannya. “Bagaimana kalau kita minta ikan ke pak Beri? Kan seringkali dia dapat ikan banyak, yang lebih dari jatah makan perut gendutnya. Pasti bakal diberi deh.”
“Memangnya kita akan minta-minta ikan terus ke dia? Lama-lama juga pasti pak Beri gak akan mau memberi ikan ke kita.”, jawab Kuri sambil membetulkan kursi yang tadi terjatuh. Lanjutnya, “Lebih baik kita minta diajari cara memancing ikan saja.”
“Ah, tahu sendiri kan pak Beri seperti apa sifatnya”, tukas Kaka. “Galak. Bicaranya keras, tapi susah dicerna maksudnya. Mendingan minta langsung aja. Lagipula aku malas kalau harus belajar segala.”
Kaka melangkah mendekati jendela. Matanya berbinar-binar nakal.
“Nanti aku akan cari alasan yang berbeda setiap harinya agar pak Beri mau memberikan ikan kepadaku.”, katanya. “Gimana Kur, setuju tidak?”
Kuri termenung. Di satu sisi, ia membayangkan nikmatnya duduk santai di tepi jalan setapak ke sungai sambil menunggu pak Beri lewat membawa hasil pancingannya. Ia kenal Kaka sejak lama. Kawannya yang cerdas ini pasti dapat menemukan cara untuk membuat satu dua ikan pak Beri berpindah tangan.
Di sisi lain, ia tidak ingin hanya berpangku tangan dan bergantung kepada binatang lain. Ia juga ingin dapat memancing ikan sendiri sehingga tidak kebingungan apabila suatu saat kemarau datang lagi.
“Hei, kok malah melamun”, ujar Kaka sambil mendorong pelan tempurung Kuri.
“Aku tidak ikutan deh”, jawab Kuri.
“Loh kok…”
“Iya, aku ingin coba memancing saja. Pasti terasa lebih lezat kalau ikannya hasil pancinganku sendiri”.
Mata Kaka tercenung. Ia menatap tajam ke arah Kuri. Beberapa detik kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
“HAHAHAHAH!!! Kamu bercanda kan? Memangnya kamu mau belajar darimana? Pak Beri? Bisa tambah lapar kalau kamu kelamaan ngobrol dengan dia!”, kata Kaka lantang. “Lagipula”, lanjutnya, “semua binatang di hutan ini kan tahu kalau kamu itu lambat berpikirnya.”
Kuri tersenyum mendengar sindiran Kaka.
“Biar saja”, jawabnya. Pede. “Aku yakin kalau aku berusaha pasti aku akan bisa”.
Begitulah. Keesokan harinya, Kuri mulai mengikuti dan mengamati pak Beri yang sedang memancing. Ia kemudian mencoba untuk membuat tongkat pancingnya sendiri dan menanyakan kepada pak Beri, apakah kailnya sudah benar atau belum. Dengan tekun ia berusaha memahami apa maksud perkataan pak Beri hingga akhirnya ia berhasil membuat tongkat pancing yang kuat dan kokoh.
Si kancil? Sesuai rencananya, Kaka menunggu di ujung jalan hingga pak Beri lewat dan mengiba-iba kepadanya untuk meminta seekor ikan hasil tangkapannya. Dasar cerdik, pak Beri pun tidak kuasa menolak permintaannya.
“Lihat nih,” ujar Kaka pada Kuri sesampainya di rumah, “ikan pemberian pak Beri. Besar bukan? Pasti lezat jika dibumbu rujak dan dimakan dengan sambal mangga. Mana ikanmu?”
Kuri menunjukkan kail buatannya dengan bangga.
“Nih”, katanya sambil tersenyum. “Hari ini aku memang belum bisa membawa ikan, tapi aku sudah bisa membuat tongkat pancingku sendiri.”
“Terserahlah,” tukas Kaka. “Kok mau-maunya sih repot begitu.”
Hari demi hari berlalu. Kuri terus berusaha untuk belajar tehnik memancing ikan dari pak Beri. Mulai dari memilih umpan, mencari tempat yang banyak ikannya, hingga cara menarik ikan agar tidak terlepas dari kaitannya. Kaka pun melalui hari-harinya dengan seribu satu alasan untuk dapat menaklukkan hati pak Beri.
Lama kelamaan, pak Beri pun jenuh. Ia tidak mau lagi memberikan ikannya kepada Kaka meskipun Kaka sudah memohon sambil berguling-guling di tanah. Sebaliknya, Kuri semakin ahli dalam memancing dan sudah dapat menangkap ikan sendiri. Melihat Kaka yang menangis tersedu-sedu karena tidak mendapatkan makanan hari itu, Kuri pun membagikan ikan hasil tangkapannya pada Kaka.
“Tuh kan, benar yang aku bilang”, kata Kuri bijak. “Lebih baik kita berusaha sendiri daripada selalu bergantung kepada orang lain. Meskipun kelihatannya susah, jika terus mencoba, pasti kita akan bisa.”
Kaka mengangguk perlahan. Kali ini dia setuju dengan pendapat Kuri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
cerita yang menarik sobat
BalasHapussemoga dpt mnjadi inspirasi kita....
BalasHapusbaru sadar yah, emang kemarin-kemarin Lagi enggak sadar?, wkwkwkwk....
BalasHapusmengenai yang tadi, biasaLah miss (enggak pake rinda).
wuih baju ganti Lho jadi no.6, kaya nomer pemain yang finaL piaLa dunia. namanya "ini_rame", hihihi...
kemandirian, harus dibiasakan sedini mungkin agar pada masa yang akan datang dapat mengembangkannya menjadi sebuah keberhasiLan daLam mengisi kehidupan ini.
BalasHapushmmmm,,,,,,,,bener lagian kalo keberhasilan atas usaha sendiri itu akan lebih puas,,, ^^...
BalasHapuswih keren nich..
BalasHapusbisa jadi inpirasi semangat kedepannya nich terutama dalam ngeblog..sukses selalu yah
ini contoh yang baik,, lebih baik mengembangkan dan menciptakan daripada terus menempel dan meniru..lebih baik membuat kail daripada meminta ikan
BalasHapuswkwkwk.. kancil tu, pintar tapi kda disalah gunakan.. huh.
BalasHapusPractice make perfect....
BalasHapushttp://ifanqomarudin.blogspot.com/
btl skl, semakin srg kt berlatih, semkn mahir pula kt, kayak wkt menghias cake, hrs srg2 praktek lgsg, ga cm belajar teorinya aja..he3.. apalg stlh itu kt bs menghslkan sesuatu dr hsl kt sndr, drpd kt bergntung sm org.well, posting yg bgs nihh...bakal srg mampir kesini...success 4 u...!tq..
BalasHapusAku juga mengangguk-angguk dengan pendapat kuri. Perjalanan hidup itu bagaikan menaiki anak tangga, pastinya kita mesti melalui anak tangga pertama dulu, terus kedua dan selanjutnya... barulah kita sampai ke puncak. ^_^ happy week end sob..
BalasHapusyupz...cerita yang inspiratif sob...moga kita bisa mengambil hikmahnya...salam
BalasHapuskeren sob, memang bener. kalo sering latian pasti bisa
BalasHapusKuri yang bijak. Dia memanfaatkan waktunya untuk melakukan hal yang bermanfaat, dalam hal ini berlatih memancing. Sementara Kaka malah menggunakan waktunya untuk berpikir mencari2 alasan supaya diberi ikan terus sama Pak Beri.
BalasHapusInspiratif banget..^_^
sumber inspirasi bagi mereka yg ingin bekerja keras dan mandiri... mantab bang, lebih baik belajar dari nol, daripada instan mendapatkan hasil pemberian
BalasHapusLiburan lusi mamper kaaq
BalasHapusKeren banget sob ceritanya, selalu mendapat inspirasi hidup disini....
BalasHapusCerita ini seperti cerita Upin dan Ipin di TV yg saya tonton kemarin sob..
BalasHapusWalau Kura2 lamban dan kelinci kencang, tapi tetapi attitude menentukan! Sikap meremehkan dari kelinci, membuat dia kalah dlm lomba balap lari dgn kura-kura..
Attitude, Tidak Sombong, Tidak Menganggap remeh org lain adalah kunci Keberhasilan seekor Kura-kura ini.. Nais Posting !
saia gag setuju dengan penggunaan kata 'Tuhkan bener' itu kurang bijak karena terkesan menghakimi...
BalasHapusTapi overall ceritanya bagus :)
Segala sesuatu yg di hasilkan dari jerih payah sendiri akan lebih berkah...!!
BalasHapusMav wal bru mampir ni di karna kan lelet ni gprs di hp ane...trus tiap ke sini ane kada kawa nemuin kotak komentar wal...ga tau kenapa ya wal?
sesuatu yang diperoleh dari hasil usaha memang terasa nikmat, terlebih setelah melalui latihan keras. Salam
BalasHapusKembali lagi....mau minta maaf lahir dan batin bila ada perkataan yang kurang berkenan di hati ya.. :)
BalasHapusPokoknya latihan insya Alloh bisa
BalasHapusmemang sangat sulit untuk mandiri, namun jika sering dipaksakan maka akan menjadi terbiasa..
BalasHapusbiasakan mandiri, bukan terbiasa bergantung...
BalasHapuskegigihan kuri akhirnya membuahkan hasil ...
BalasHapusceritane baguds om...
BalasHapusmaaf terLepas dari pembahasan tuLisan om_gercek.
BalasHapusbarusan saya mampir ke ferdinand, eh ketemu sama komentarnya om_grecek.
mengingat kejadian semaLam, kayaknya kaLo diskusi Lebih enak bicara sama yang udah master-master ngebLog yah. enggak takut di koreksi dan berLapang dada menerima setiap masukan. hehehe...
mengenai "anu", kaLo saya sih nyante aja Lagi om, masih seperti biasa. hehehe...
BalasHapusSob kamu ini... tiap malem Ng'dongengin anakmu toh hhe.... Jago bgt klo bikin cerita ahha.....
BalasHapusbener tuh Sob... dari pada bergantung sama orang lain.. ya lebih puas sama hasil sendiri hhe.....
TITIAN TI TI89TI AT YOUR OWN TI TIECUTIONS | TITIAN TI-89TI
BalasHapusTITIAN TI89TI AT surgical steel vs titanium YOUR OWN nipple piercing jewelry titanium TIECUTIONS | TITIAN TI-89TI trekz titanium headphones AT YOUR OWN TIECUTIONS snow peak titanium | TITIAN titanium machining TI-89TI AT YOUR OWN TIECUTIONS | TITIAN TI-89TI AT YOUR OWN TIECUTIONS | TITIAN TI-89TI